Jumat, 09 Mei 2014

MAKALAH OMRS


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit harus memiliki  organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel agar tugas dan fungsi dari rumah sakit dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama tertentu. Oleh karena itu, untuk mengelola organisasi sebuah rumah sakit dibutuhkan manajemen yang baik pula agar tujuan organisasi tersebut dapat dicapai.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah organisasi rumah sakit?
2.      Apakah manajemen rumah sakit?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui organisasi rumah sakit.
2.      Untuk mengetahui manajemen rumah sakit.

D.    Manfaat
1.      Agar mahasiswa dapat memahami organisasi rumah sakit.
2.      Agar mahasiswa dapat memahami manajemen rumah sakit.




BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Organisasi Rumah Sakit
1.      Pengertian Organisasi Rumah Sakit
Organisasi berasal dari kata oranon, dalam bahasa yunani berarti alat. Organisasi menurut beberapa ahli:
a.       Chester I. Barnard (1938)
Mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara dua orang atau lebih).
b.      James D. Mooney
Organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
c.       Dimock
Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian- bagian yang saling ketergantungan / berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Rumah Sakit adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.
Menurut UU RI no.44 tahun 2009 dan Permenkes no.340 tahun 2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
WHO (1957) menyatakan bahwa: The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of which is to provide for the population complete health care both curative and whose outpatient service reach out to the family and as home environment, the hospital is also a center for the training of health workers and for bio social research.
Jadi, Organisasi Rumah Sakit adalah sebuah struktur yang di bangun oleh suatu elemen perusahaan atau dari rumah sakit sendiri tersebut yang memiliki tingkatan-tingkatan dan juga memiliki tugas masing-masing dan mereka saling membutuhkan satu sama lain.


2.      Ciri-Ciri Organisasi
Organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
b.      Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
c.       Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
d.      Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e.       Adanya tujuan yang ingin dicapai.
3.      Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
a.       Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.  Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan antara lain memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
b.      Prinsip Skala Hierarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
c.       Prinsip Kesatuan Perintah.
Seseorang hanya menerima perintah/bertanggung jawab kepada seorang atasan.
d.      Prinsip Pendelegasian Wewenang
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan  mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
e.       Prinsip Pertanggungjawaban
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
f.       Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
g.      Prinsip Rentang Pengendalian
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional.  Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
h.      Prinsip  Fungsional
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
i.        Prinsip Pemisahan
Beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
j.        Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan.  Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

k.      Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
l.        Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
4.      Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan bentuk organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem rentang kendali dan sistem pimpinan kendali.
Dalam lingkungan yang terus menerus berubah, struktur organisasi tidak bisa bersifat kaku, tetapi harus mampu melakukan adaptasi terhadap tuntutan perubahan, baik karena dinamika dalam organisasi sendiri maupun karena dorongan di luar organisasi. Suatu struktur organisasi akan memberikan informasi tentang :
a.       Tipe organisasi, struktur organisasi akan memberikan informasi tentang tipe  informasi yang digunakan (apakah line organization, line and staff organization, atau functional organization).
b.      Pedepartemenan organisasi, akan memberikan informasi mengenai dasar pendepartemenan  (bagian) (apakah didasarkan fungsi-fungsi manajemen, wilayah produksi, shif dsb).
c.       Kedudukan, memberikan informasi tentang apa seseorang termasuk kelompok managerial atau karyawan operasional.
d.      Rentang kendali, memberikan informasi mengenai jumlah karyawan dalam setiap departemen (bagian).
e.       Manajer dan bawahan, organisasi yang menberikan informasi tentang garis perintah dan tanggung jawab siapa yang menberi perintah dan siapa yang memberi tangung jawab dengan kata lain siapa atasan dan siapa bawahan.
f.       Tingkatan Manajer, memberikan informasi tentang keberadaan top manajer, middle manajer, dan low manajer.
g.      Bidang pekerjaan, setiap kotak dalam struktur organisasi memberikan informasi mengenai tugas-tugas dan pekerjaan serta tanggung jawab yang dilakukan dalam pekerjaan tersebut.
h.      Tingkat manajemen, sebuah bagan tidak hanya menunjukan hierarkhi manajer bawahan dan atasan secara perorangan tetapi juga hierarkhi manajemen secara keseluruhan.
i.        Pimpinan organisasi, struktur organisasi yang memberikan informasi apa pimpinan tunggal atau pimpinan kolektif atau presidium.
5.      Jenis-jenis Organisasi
Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
a.       Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
1)      Bentuk tunggal, pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.
2)      Bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
b.      Berdasarkan lalu lintas kekuasaan
1)      Organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi.
2)      Bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi.
3)      Bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
c.       Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;
1)      Organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum.
2)      Organisasi  informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain  kesamaan minat atau hobby, dll.
d.      Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu :
1)      Organisasi pendidikan.
2)      Organisasi kesehatan.
3)      Organisasi pertanian, dan lain lain.
e.       Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
1)       Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan
2)      Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik
3)      Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja
4)      Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
f.       Berdasarkan pihak yang memakai manfaat
1)      Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi.
2)      Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank.
3)      Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan.
4)      Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti  organisasi pelayanan kesehatan, contohnya  rumah sakit, Puskesmas, dll.

6.      Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
a.       Tugas Rumah Sakit
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan perorangan secara paripurna
b.      Fungsi Rumah Sakit
1)      Penyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
2)      Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3)      Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4)      Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan dan penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
7.      Klasifikasi Rumah Sakit
a.       RSU diklasifikasikan sebagai berikut:
1)      RSU Kelas A
2)      RSU Kelas B
3)      RSU Kelas B Non-Pendidikan
4)      RSU Kelas C
5)      RSU Kelas D
b.      RSK diklasifikasikan sebagai berikut:
1)      RSK Kelas A
2)      RSK Kelas B
3)      RSK Kelas C
8.      Pengklasifikasian Rumah Sakit tersebut ditetapkan berdasarkan;
a.       Pelayanan
b.      Sumber daya manusia
c.       Peralatan
d.      Sarana dan prasarana
e.       Administrasi dan manajemen

9.      Pengorganisasian Rumah Sakit
Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:
a.       Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit
Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian dibidang perumahsakitan.
b.      Unsur pelayanan medis
c.       Unsur keperawatan
d.      Unsur penunjang medis
e.       Komite medis
1)      Fungsi Komite Medis
a)      Memeberikan saran kepada direktur rumah sakit/Kepala bidang pelayanan medik
b)      Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medik
c)      Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran
d)     Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis dirumah sakit
2)      Tugas Komite Medis
a)      Membantu direktur rumah sakit menyusun standar pelayanan medis dab memantau pelaksanaanya
b)      Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi
c)      Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis
d)     Membantu direktur menyusun medical staff bylaws dan memantau pelaksanaanya
e)      Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan mediko-legal
f)       Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko-legal
g)      Melakukan koordinasi dengan kepala bidang pelayanan medik dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugaskelompok staf medis
h)      Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan dalam bidang medis
i)        Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui monitoring dan evaluasi kasus bedah, penggunaan obat, farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan dan keakuratan rekam medis, tissue review, mortalitas dan motdibitas, medical care review/peer review/audit medis melalui pembentukan sub komite-sub komite.
j)        Memberikan laporan kegiatan kepada direktur rumah sakit
f.       Satuan pemeriksa internal
1)      Tugas Satuan Pemeriksa Internal
Adapun tugas pokok Satuan Pengawasan Intern adalah melakukan pengawasan terhadap pe laksanaan tugas semua satuan kerja, baik struktural, fungsional maupun yang non struktural seperti panitia, tim dan sebagainya, agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundangan yang berlaku.
2)      Fungsi Satuan Pemeriksa Internal
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, SPI memiliki fungsi sebagai berikut
a)      Pemeriksaan, meliputi:
(1)   Pelaksanaan kegiatan opersional, termasuk kegiatan pelayanan, namun hanya aspek manajerial/administratif saja.
(2)   Penyelenggaraan Administrasi Umum seperti Logistik, Perleng-kapan, Kesekretariatan dan Perencanaan.
(3)   Pengelolaan Kepegawaian
(4)   Pengelolaan Keuangan
b)      Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan.
c)      Penilaian, Pengujian dan Pengusutan terhadap laporan, baik yang berasal dari satuan kerja/perorangan maupun dari masyarakat. Laporan dari satuan kerja dapat bersifat reguler/rutin maupun yang insidentil.
g.      Administrasi umum dan keuangan
h.      Instalasi
Adalah unit pelayanan non-struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit.
Instalasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan rumah sakit, dimana kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan atau non-medis.
Pembentukan, perubahan jumlah dan jenis instalasi di tetapkan oleh pimpinan rumah sakit dan dilaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.
10.  Susunan Organisasi Rumah Sakit
a.       Rumah Sakit Umum
Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit
1)      Rumah Sakit Umum Kelas A
a)      RSU Kelas A dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama
b)      Direktur membawahi paling banyak 4 (empat) Direktorat
c)      Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3 (tiga) Bagian
d)     Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
e)      Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
2)      Rumah Sakit Umum Kelas B
a)      RSU Kelas B dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama
b)      Direktur membawahi paling banyak 3 (tiga) Direktorat
c)      Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3 (tiga) Bagian
d)     Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
e)      Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
3)      Rumah Sakit Umum Kelas B Non-Pendidikan
a)      RSU Kelas B Non-Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama
b)      Direktur membawahi paling banyak 2 (dua)  Direktorat
c)      Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3 (tiga) Bagian
d)     Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
e)      Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
4)      Rumah Sakit Umum Kelas C
a)      RSU Kelas C dipimpin oleh seorang Direktur
b)      Direktur membawahi paling banyak 2 (dua)  bidang atau 1 (satu) bagian
c)      Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
d)     Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
5)      Rumah Sakit Umum Kelas D
a)      RSU Kelas D dipimpin oleh seorang Direktur
b)      Direktur membawahi paling banyak 2 (dua)  seksi atau 3 (tiga) subbagian

11.  Rumah Sakit Khusus
Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
a.       Rumah Sakit Khusus Kelas A
1)      RSK Kelas A dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama
2)      Direktur membawahi paling banyak 4 (empat) Direktorat
3)      Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3 (tiga) Bagian
4)      Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
5)      Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
b.      Rumah Sakit Khusus Kelas B
1)      RSK Kelas B dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama
2)      Direktur membawahi paling banyak 2 (dua)  Direktorat
3)      Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 2 (dua)  Bidang atau 2 (dua) Bagian
4)      Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
5)      Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
c.       Rumah Sakit Khusus Kelas C
1)      RSK Kelas C dipimpin oleh seorang Direktur
2)      Direktur membawahi paling banyak 2 (dua)  Seksi atau 3 (tiga) Subbagian

12.  Tugas dan Fungsi Pengurus Organisasi Rumah Sakit
a.       Direktur
Direktur Rumah Sakit mempunyai Tugas Pokok : Membantu dalam pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur mempunyai fungsi sebagai berikut ;
1)      Perumusan kebijakan rumah sakit
2)      Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit
3)      Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan
b.      Bagian Tata Usaha
1)      Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai Tugas Pokok: Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantor Rumah Sakit
Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :
a)      Penyusunan kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan, adminstrasi umum dan kepegawaian serta adminstrasi keuangan dan asset Rumah Sakit 
b)      Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan bagian tata usaha 
2)      Kepala Seksi Pelayanan Medik
Kepala Seksi Pelayanan Medik, mempunyai Tugas Pokok: menyiapkan perumusan dan fasilitasi medis di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas :
a)      Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik;
b)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik;
c)      Pembinaan, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik.
3)      Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan
Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan , mempunyai Tugas Pokok: menyiapkan perumusan dan fasilitasi Pelayanan Keperawatan di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas :
a)      Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan;
b)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan;
c)      Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan.
4)      Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik, mempunyai Tugas Pokok: menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Medik dan Non Medik di RS.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas:
a)      Penyusunan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
b)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
c)      Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi  
c.       Bidang Pelayanan
1)      Kepala Bidang Pelayanan
Kepala Bidang Pelayanan, mempunyai Tugas Pokok: Merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang pelayanan.
Dalam menyelenggarakan tugas, kepala bidang pelayanan mempunyai fungsi:
a)      Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik;
b)      Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan;
c)      Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non medik.
2)      Kepala Seksi Pelayanan Medik
Kepala Seksi Pelayanan Medik, mempunyai Tugas Pokok: menyiapkan perumusan dan fasilitasi medis di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas :
a)      Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik ;
b)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik;
c)      Pembinaan, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik.
3)      Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan
Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, mempunyai Tugas Pokok: menyiapkan perumusan dan fasilitasi Pelayanan Keperawatan di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas:
a)      Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan;
b)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan;
c)      Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan.
4)      Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Medik dan Non Medik di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas :
a)      Penyusunan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
b)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
c)      Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik.
d.      Bidang Penunjang
1)      Kepala Bidang Penunjang
Kepala Bidang Penunjang, mempunyai Tugas Pokok : Merencanakan operasionalisasi , memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang penunjang.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Bidang Penunjang  mempunyai    tugas:
a)      Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik;
b)      Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan Prasarana
c)      Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi.
d)     Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik ;
e)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik;

2)      Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik
Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik , mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Logistik dan Diagnostik di RS.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik mempunyai tugas :
a)      Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik ;
b)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik;
c)      Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik.
3)      Kepala Seksi sarana dan Prasarana
Kepala seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasiPerlengkapan sarana dan Prasarana di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas :
a)      Penyusunan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana;
b)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana;
c)      Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana.
4)      Kepala Seksi Pengendalian Instalasi
Kepala seksi Pengendalian Instalasi, mempunyai Tugas Pokok : Mempersiapkan, memperbaiki, dan memelihara sarana dan prasarana Instalasi RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pengendalian Instalasi mempunyai tugas :
a)      Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pengendalian Instalasi;
b)      Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan     Pengendalian Instalasian

13.  Tata Kerja
a.       Setiap pemimpin satuan organisasi di lingkungan rumah sakit wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dilingkungannya, serta dengan instansi lain.
b.      Pimpinan organisasi wajib mengawasi bawahan dan apabila terjadi penyimpangan, wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
c.       Pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
d.      Pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.
e.       Pimpinan satuan organisasi wajib mengolah setiap laporan yang diterima dari bawahannya dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
f.       Para Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Seksi, Kepala Subbagian dan Kepala Instalasi wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasan masing-masing.
g.      Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan lengkap dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
h.      Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi dibawahnya dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing serta wajib mengadakan rapat berkala.
























B.     Manajemen Rumah Sakit
1.      Pengertian Manajemen Rumah Sakit
a.       Mary Parker Follet
Manajemen adalah sebagai suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui orang lain.
b.      Richard L.Daft
Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.
c.       James A.F. Stoner
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jika menyebut manajemen kesehatan, sebenarnya terdapat dua pengertian di dalamnya yaitu pengertian menejemen di satu pihak dan pengertian kesehatan di pihak lain. Yang dimaksud dengan menejemen kesehatan ialah menejemen yang diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya keadaan sehat (Azwar, 1996)
            Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, dan adanya kemampuan pengendalian untuk mencapai tujuan.

2.      Tugas Manajemen
Tugas manajemen adalah mengkreasikan berbagai keadaan lingkungan dengan teknik yang efektif sehingga dapat berkembang dan dilaksanakan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini tujuan itu dapat berupa:
b.      Komunikasi;
c.       Pencapaian kepuasan;
d.       Hadiah psikologis.
Kegunaan tugas manajemen adalah dalam hal pemenuhan kualitas pelayanan kesehatan. Tanpa tugas manajemen yang baik akan sulit dicapai pelayanan kepada pasien dengan baik sebagai perwujudan dari fungsi manajemen.
3.      Fungsi Manajemen
Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang fungsi/proses dari administrasi/manajemen, antara lain:
a.       F.W. Taylor, menyebut fungsi manager (executive) dengan akronim PDO, yaitu:
1)      Perencanaan (Planning)
2)      Pembinaan kerja (Directing)
3)      Pengaturan pekerjaan (Organizing work)
Menurut Taylor, di dalam Directing ini sudah tercakup fungsi Supervising dan Controlling seperti yang dikemukakan W.H. Newman.
b.      John F. Mee, dalam bukunya Management Thought in a Dinamic Economy, menyebut fungsi manajemen terdiri dari akronim POMCO, yaitu:
1)      Perencanaan (Planning)
2)      Pengorganisasian (Organizing)
3)      Pemberian motivasi (Motivating)
4)      Pengawasan (Controlling)
c.       George Terry, dalam bukunya: Principles of Management, menyebut proses daripada manajemen terdiri atas akronim POAC, yaitu:
1)      Perencanaan (Planning)
2)       Pengorganisasian (Organizing)
3)      Penggerakan (Actuating)
4)      Pengawasan (Controlling)
Teori George Terry lama manajemen yang hingga saat ini masih “valid”.

4.      Perencanaan (Planning)
a.       Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses yang sistematik berupa pengambilan keputusan tentang pemilihan sasaran, tujuan, strategi, kebijakan, bentuk program, pelaksanaan program dan penilaian keberhasilan. Perencanaan berarti pengambilan keputusan menyangkut pemilihan di antara berbagai alternatif dengan memperhitungkan perubahan apa yang terjadi (forecasting of chase). Tanggung jawab perencanaan tidak dapat dipisahkan sama sekali daripada penyelenggaraan manajemen (management performance), baik perencanaan pada tongkat pimpinan atas (top managers plan), tingkat pimpinan menengah (middle managers plan) maupun pada perencanaan pimpinan tingkat bawah (bottom managers plan).
b.      Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan mencakup aktivitas-aktivitas manajerial yang menentukan sasaran dan alat yang tepat untuk mencapai sasaran tersebut.
c.       Faktor perencanaan
1)      Sasaran-sasaran
2)      Tindakan-tindakan
3)      Sumber-sumber daya yang diperlukan
4)      Implementasi
d.      Secara tipikal rencana sederhana dibagi dalam
1)      Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek biasanya dilakukan oleh pelaksana.
2)      Perencanaan jangka menengah
Perencanaan yang paling banyak dilakukan oleh manajer-manajer di rumah sakit adalah perencanaan jangka menengah yaitu perencanaan 1 tahun.
3)      Perencanaan jangka panjang
Rencana jangka panjang ini muncul sejak kurang lebih tahun 1950 di mana mulai dikenal rencana secara luas dan menyeluruh, sistem ini mengharuskan organisasi-organisasi untuk berusaha menentukan objek dan goal dari program dan anggaran untuk jangka waktu beberapa tahun mendatang.
e.       Strategic Planning di Rumah Sakit
1)      Misi
Harus ditentukan tujuan usaha rumah sakit untuk mencapai derajat ataupun tingkat tertentu maupun posisi persaingan kepemimpinan. Penentuan misi ataupun tujuan ini merupakan langkah awal dari strategi
2)      Analisis SWOT
a)      Strength
Apa saja kekuatan yang ada pada rumah sakit: lokasi (strategis atau tidak), sumber daya manusianya baik tenaga dokter maupun para medis, keadaan keuangan fasilitas rumah sakit dan sebagainya.

b)      Weakness
Apa kelemahan rumah sakit, misalnya apakah rumah sakit tersebut mengalami kesulitan dalam mencari tenaga dokter spesialis yang qualified atau kualitas rumah sakit kita belum memadai dan sebagainya.
c)      Oppurtunistis
Apa saja keuntungan kita dibanding dengan rumah sakit (saingan kita).
d)     Threat
Apakah ada ancaman rumah sakit lain, misalnya dalam waktu dekat akan muncul rumah sakit baru dengan fasilitas yang lebih baik dan tenaga medis yang lebih handal. Ini semua merupakan faktor yang perlu diperhitungkan di dalam strategi rumah sakit khususnya dalam analisis SWOT.
5.      Pengorganisasian (Organizing)
a.       Pengertian Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kegiatan yang diwadahkan dalam unit kerja (organisasi), untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Pengorganissian menetapkan struktur organisasi, hubungan antara pemimpin dan bawahan, hubungan antar unit, penugasan, pelimpahan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan, menentukan koordinasi, kewenangan dan hubungan informasi baik horizontal maupun vertikal dalam struktur organisasi.
Struktur organisasi bukan suatu tujuan, tetapi suatu alat dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Struktur ini harus sesuai dengan tugas yang menggambarkan pembatasan-pembatasan atau persetujuan-persetujuan yang telah diletakkan pimpinan terhadap seseorang yang bekerja dalam organisasi itu.
b.      Tipe Struktur Organisasi
Terdapat tiga tipe struktur organisasi yang dipakai saat ini yaitu:
1)      Fungsional
Bentuk tipe ini didasarkan atas input untuk melakukan organisasi.
Khas pada tipe ini input adalah fungsi atau spesialisasi dari tugas masing-masing seperti finance, marketing, enginering, produksi, reseaved and development personil. Jadi pembagian tugas di sini berdasarkan fungsi/spesialisasi tugas masing-masing.
2)      Divisional
Dibentuk berdasarkan output yang dihasilkan oleh organisasi. Yang paling sering, output ini dalam hal produk yang dihasilkan, tetapi bisa juga output yang lain seperti program ataupun proyek, juga pemasaran letak geografis bisa masuk ke divisionalisasi.
3)      Matrix
Organisasi ini merupakan organisasi yang terstruktur antara fungsional dan product divisional. Input/fungsi atau spesialisasi adalah prinsip dari organisasi fungsional di satu pihak digabung dengan output (produk, program, letak geografis) sebagai dasar dari product divisional. Organisasi ini menunjukkan adanya prinsip satu komando, biarpun pada praktiknya 1 orang mempunyai 2 boss.
c.       Struktur Organisasi Rumah Sakit
Biasanya struktur organisasi rumah sakit adalah gabungan dari organisasi fungsional dan organisasi product divisional.
Produk divisi di sini adalah SBA (strategic business area) yang merupakan unit  profit sedangkan organisasi fungsional misalnya: kepala medis, kepala perawatan, kepala servis, administrasi dan sebagainya.
1)      Cost-renevenue Per Unit
Sudah satu keharusan rumah sakit untuk dapat menghitung pendapatan dan biaya per unit.
2)      Planning and Development
Bagian ini merupakan bagian yang membantu Direktur dalam perencanaan rumah sakit baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Membuat anggaran rumah sakit dan membuat strategic planning. Bagian ini seolah-olah membantu Direktur mau berjalan ke mana rumah sakit tersebut. Juga bertanggung jawab terhadap pengembangan rumah sakit baik pengembangan SDM, gedung dan fasilitas, mutu layanan, dsb.
3)      Internal audit
Untuk Rumah Sakit BUMN atau Pemerintahan, Internal audit tidak diperlukan karena sudah ada pemerikasaan dari Perusahaan Induk, seperti SPI.
Bila rumah sakit swasta keberadaan internal audit ini diperlukan untuk operasional rumah sakit agar dapat berjalan dengan baik, tidak ada penyimpangan dan juga aset rumah sakit tetpa terjaga dengan baik.
d.      Staffing (Proses Penyusunan Personalia)
Staffing adalah proses pengelolaan sumber daya manusia yang bertujuan untuk pengembangan dan pemberdayaan serta meningkatkan kemampuan, produktifitas, dan kntribusi anggota organisasi. Staffing berkaitan dengan penyusunan pegawai sesuai dengan jabatan yang ditetapkan dalam struktur organisasi. Pengelolaan ini merupakan aktifitas berantai yang dimulai dari perencanaan SDM sampai pengembangan organisasi pekerja. Untuk keperluan ini dengan sendirinya memerlukan pesyaratan penentuan tenaga kerja untuk suatu jabatan, inventarisasi, penilaian dan pemilihan calon untuk pengisian jabatan tersebut. Disamping itu juga perlu dipertimbangkan tentang gaji, latihan dan pengembangannya, baik bagi calon pegawai maupun pegawai tetap lainnya agar dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cara efektif.
6.      Penggerakan (Actuating)
Actuating tidak lepas dari kemampuan manajer untuk bisa mengarahkan staffnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsi masing-masing dengan baik.
7.      Pengawasan (Controlling)
a.       Pengertian Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin sesuai dengan rencana (“Seeing that the operating resulte conform as nearly as possible to the plan”). Hal ini menyangkut penentuan standar, artinya memperbandingkan antara kenyataan dengan standard dan bila perlu mengadakan koreksi/pembetulan apabila pelaksanaan pekerjaannya meyimpang daripada rencana.
b.      Perlunya Pengendalian
1)      Perubahan kondisi saat ini selalu banyak mengalami perubahan, banyaknya persaingan akibat munculnya rumah sakit swasta baru, adanya alat-alat canggih yang baru, adanya peraturan baru dan sebagainya.
2)      Komplesitas
Makin besar organisasi makin kompleks/rumit masalah yang dihadapi.
3)      Kemungkinan membuat kesalahan
Kemungkinan kesalahan ini bisa terjadi pada bawahan maupun manajer. Oleh karena itu, pengendalian/pengawasan diperlukan sehingga bila ada kesalahan ini bisa dideteksi.
c.       Macam-macam Pengendalian
1)      Pengendalian pendahuluan (pleminary control)
Pengendalian ini dipusatkan pada masalah mencegah timbulnya deviasi dari penggunaan sumber-sumber daya.
2)      Pengendalian pada saat pekerjaan berlangsung (concurrent control)
Pengendalian ini dengan cara memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran tercapai. Pengendalian ini adalah pengawasan lini dari manajer masing-masing untuk mengawasi bawahannya agar bekerja sesuai dengan yang digariskan.
3)      Pengendalian feed back (feed back control)
Penegndalian ini yang juga disebut pengendalian purna tindaka, mengontrol/menilai hasil-hasil dari suatu tindakan yang telah diselesaikan. Bila didapatkan penyimpangan akan merupakan pelajaran untuk aktivitas yang sama di masa mendatang. Data untuk pengendalian purna tindakan juga bisa digunakan untuk pengukuran prestasi dalam rangka pemberian gaji/ bonus pada karyawan.

8.      Unsur-unsur Manajemen
Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah hal-hal yang erupakan modal bagi pelayanan anajemen, dengan modal itu akan lebih menjamin pencapaian tujuan. Sering orang menyebut 5M:
a.       Man
b.      Money
c.       Methode
d.      Machine
e.       Market
Sekarang telah berkembang menjadi 6M + I:
a.       M1       : man                           = sumberdaya manusia
b.      M2       : money                       = uang
c.       M3       : methode                    = metode, tatacara, prosedur
d.      M4       : machine                     = alat-alat, mesin
e.       M5       : market                       = pasar, pasien, pembeli
f.       M6       : material                     = bahan dasar, material
g.      I           : information               = informasi
Hal ini berlaku pula bagi unsur yang lainnya dan dalam hal ini rumah sakit perlu tiga unsur lain yang penting, yaitu:
a.       Pelayanan (Service, S)
b.      Profesional, reputasi dokter, paramedis (Profesional, P)
c.       Mutu (Quality, Q)
Jadi unsur manajemen rumah sakit itu adalah : 6M + I + S + P + Q
9.      Ciri Khas Rumah Sakit
Massie (1987) mengemukakan tiga ciri khas rumah sakit yang membedakannya dengan industri lainnya:
a.       Kenyataan bahwa “bahan baku” dari industri runah sakit adalah manusia. Dalam industri rumah sakit tujuan utama adalah melayani kebutuhan manusia, bukan semata-mata menghasilkan produk dengan proses dan biaya seefisien mungkin. Perbedaan ini memiliki dampak penting dalam manajemen, khusunya menyangkut pertimbangan etika dan nilai kehidupan manusia.
b.      Kenyataan bahwa dalam industri rumah sakityang disebut sebagai pelanggan tidak selalu mereka yang menerima pelayanan. Pasien adalah mereka yang diobati di rumah sakit. Akan tetpi, kadang-kadang bukan mereka sendiri yang menentukan rumah sakit tempat mereka di rawat.
c.       Kenyataan yang menunjukkan pentingnya peran para profesional, termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, fisioterapi, radiografer, ahli gizi, dan lain-lain. Para profesional ini banyak sekali jumlahnya di rumah sakit. Proporsi antar tenaga profesional dengan pekerja biasa di rumah sakit lebih banyak dibanding dengan organisasi lainnya. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah kenyataan bahwa para profesional cenderung sangat otonom dan berdiri sendiri. Misi kerjanya tidak sejalan dengan misi kerja manajemen organisasi secara keseluruhan.
10.  Mutu Pelayanan Rumah Sakit
a.       Pengertian Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan rumah sakit untuk memenuhi permintaan konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart profesi dan standart pelayanan dengan menggunakan potensi  sumber daya yang tersedia di rumah sakit dengan wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.
b.      Faktor-faktor Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Faktor-faktor yang menentukan mutu pelayanan rumah sakit adalah:
1)             Kehandalan yang mencakup dua hal pokok yaitu, konsistensi kerja dan kemampuan untuk dipercaya.
2)             Daya tangkapyaitu, sikap tanggap para karyawan melayani saat dibutuhkan pasien.
3)             Kemampuan yaitu, memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu.
4)             Mudah untuk ditemui dan dihubungi
5)             Sikap sopan santun, respek dan keramahan para pegawai.
6)             Komunikasi yaitu, memberikan informasi kepada pelanggan dan bahasa yang dapat dipahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.
7)             Dapat dipercaya dan jujur.
8)             Jaminan keamanan
9)             Usaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan pelanggan
10)      Bukti langsung yaitu, bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang digunakan, representasi jasa dan fisik.
Dalam perkembangan selanjutnya, Parasuraman mengemukakan bahwa 10 faktor yang mempengaruhi mutu dapat dirangkum menjadi 5 faktor pokok yaitu:
1)             Tangibles, bukti langsung yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, sarana, dan penampilan pegawai.
2)             Reability, kehandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
3)             Responsiveness, daya tanggap yaitu keinginan para karyawan dalam memberikan pelayanan dengan tanggap.
4)             Assurance, jaminan mencakup pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya dari para karyawan, bebas dari bahaya, risiko dan keragu-raguan.
5)      Empathy; yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yangbaik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan

11.       Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
a.               Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perwatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
Menurut Revans (1986 ) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan mengalami tingkat proses transformasi, yaitu:
1)             Tahap Admission, yaitu pasien denga penuh kesabaran dan keyakinan di rawat tinggal di rumah sakit.
2)             Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan diagnosinya.
3)             Tahap Threarthment, yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukkan dalam program perawatan dan terapi.
4)             Tahap Inspection, yaitu secara countinue diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta respon pasien atas pengobatan.
5)             Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan. Pengobatan diubah atau diteruskan, namun dapat juga kembali ke proses untuk didiagnosa ulang.
b.              Kualitas Pelayanan Rawat Inap
Menurut Jacobalis ( 1990 ) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah:
1)             Penampilan keprofesian atau aspek klinis
Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap, dan perilaku dokter, perawat dan tenaga profesi lainnya.
2)             Efisiensi dan efektifitas
Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
3)             Keselamatan pasien
Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien..
4)             Kepuasan pasien
Aspek ini menyangkut kepuasaan fisik,  mental dan  sosial pasien terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan pelayanan,keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan sebagainya.



12.       Pelayanan Tenaga Medis
Tenaga medis merupakan unsur yang memberikan pengaruh paling besar dalam menentukan kualitas dari pelayanan yang diberikan kepada pasiendi rumah sakit. Fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan medik kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya, menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggung jawabkan kepada pasien dan rumah sakit.
Dona bedian (1980), mengatakan bahwa perilaku dokter dalam aspekteknis manajemen, manajemen lingkungan sosial, manajemen psikologi dan manajemen terpadu, manajemen kontinuitas, dan koordinasi kesehatan dan penyakit harus mencakup bebrapa hal, yaitu:
1)      Ketetapan diagnosis
2)      Ketetapan dan kecukupan terapi
3)      Catatan dan dokumen pasien yang lengkap
4)      Koordinasi perawatan secara kointunitas bagi semua anggota keluarga.
13.  Pelayanan Tenaga Perawatan/Paramedis
Pelayanan perawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, yang sekaligus merupakan tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu citra rumah sakit di mata masyarakat.
Keperawatan sebagai suatu profesi di rumah sakit yang cukup potensial dalam menyelenggarakan upaya mutu, karena selain jumlahnya yang dominan juga pelayanannya menggunakan metode pemacahan masalah secara ilmiah melalui proses keperawatan.
Asuhan keperawatan meliputi:
a.       Pelayanan keperawatan (Nursing Service)
Adalah seluruh fungsi, tugas, kegiatan dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh seorang perawat dalam praktik profesinya.
b.      Asuhan keperawatan (Nursing Care)
Adalah suatu pelayanan keperawatan langsung berupa bantuan, bimbingan, penyuluhan, pengawalan atau perlindungan yang diberikan seorang perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien.

14.  Penyediaan Sarana Medik, Non Medik dan Obat-obatan
Standart peralatan yang harus dimiliki oleh rumah sakit sebagai penunjang untuk melakukan diagnosis, pengobatan, perawatan dan sebagainya tergantung dari tipe rumah sakit, di samping tersedianya sarana penunjang medik juga perlu tersedianya alat-alat keperawatan. Dalam rumah sakit, obat merupakan sarana yang mutlak diperlukan, bagian farmasi bertanggung jawab atas pengawasan dan kualitas obat. Persediaan obat harus cukup, penyimpanan efektif, diperhatikan tanggal kadaluarsanya, dan sebagainya.


























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Organisasi rumah sakit adalah suatu sistem kerja sama yang aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau berkualitas.

Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, dan adanya kemampuan pengendalian untuk mencapai tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar